Global Healthwire – Alkohol dan kanker memiliki hubungan erat yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Alkohol merupakan salah satu penyebab kanker yang dapat dicegah, sejajar dengan rokok dan obesitas. Penelitian terbaru dari para pakar kesehatan terus menyoroti bagaimana konsumsi alkohol berhubungan langsung dengan peningkatan risiko kanker. Tetapi, bagaimana alkohol sebenarnya dapat memicu kanker? Ilmuwan telah mengidentifikasi sedikitnya lima mekanisme utama yang menjelaskan hubungan tersebut.
Minuman beralkohol mengandung etanol, atau etil alkohol, yang menjadi inti penyebab kanker. Etanol dapat mengganggu proses penting dalam tubuh yang disebut metilasi DNA, yaitu penempelan molekul tertentu pada DNA untuk mengatur aktivitas gen.
Gen tertentu, seperti gen penekan tumor, bertugas mencegah pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Ketika metilasi DNA terganggu oleh etanol, gen-gen ini menjadi tidak aktif. Akibatnya, tubuh kehilangan mekanisme alami untuk menekan pembentukan tumor. Gangguan ini menjadi salah satu langkah awal yang memicu pertumbuhan kanker.
“Baca juga: MPASI Optimal untuk Bayi: Ikuti 4 Syarat Kemenkes”
Ketika tubuh memetabolisme alkohol, enzim di hati mengubah etanol menjadi asetaldehida, sebuah senyawa kimia yang bersifat karsinogenik. Baik etanol maupun asetaldehida dapat merusak jaringan tubuh, khususnya di mulut, tenggorokan, dan esofagus.
Dr. Noelle LoConte, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Wisconsin, menjelaskan bahwa asetaldehida tidak hanya menghambat proses perbaikan DNA, tetapi juga secara langsung merusaknya. DNA yang rusak memberikan sinyal salah kepada sel, memicu pertumbuhan yang tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini akhirnya berkembang menjadi tumor. Organ seperti mulut dan hati, yang paling sering terpapar alkohol, memiliki risiko tertinggi mengalami kerusakan ini.
Mekanisme berikutnya melibatkan peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), molekul berbahaya yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme tubuh. Konsumsi alkohol secara berlebihan mempercepat produksi ROS, menyebabkan stres oksidatif yang merusak struktur DNA.
Ketika DNA rusak akibat stres oksidatif, sel-sel abnormal berpeluang tumbuh lebih cepat. Kondisi ini memberikan lingkungan yang mendukung pembentukan kanker, khususnya di jaringan tubuh yang sudah rentan akibat paparan alkohol.
“Simak juga: Menghilangkan Keloid Pasca Caesar: Panduan Lengkap”
Alkohol juga berdampak pada kadar hormon dalam tubuh, terutama estrogen. Minuman keras ini diketahui dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah, yang menjadi “bahan bakar” bagi beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara.
Sel tumor dengan reseptor estrogen dapat menggunakan hormon ini untuk mempercepat pertumbuhan dan penyebaran. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi alkohol secara teratur berhubungan erat dengan pembentukan tumor payudara baru atau memperburuk kanker yang sudah ada.
Alkohol juga bertindak sebagai pelarut bagi molekul karsinogenik dari sumber lain, seperti asap tembakau. Molekul berbahaya dari asap tembakau dapat larut dalam alkohol, membuatnya lebih mudah menembus jaringan tubuh.
Ketika molekul-molekul ini masuk ke jaringan, seperti lapisan mulut dan tenggorokan, mereka dapat merusak DNA secara langsung. Kombinasi alkohol dan zat karsinogenik lain semakin meningkatkan risiko kanker di organ-organ tersebut.
Dengan lima mekanisme ini, jelas bahwa konsumsi alkohol secara langsung memengaruhi risiko kanker. Memahami bagaimana alkohol merusak tubuh adalah langkah awal untuk mendorong masyarakat mengurangi konsumsinya dan melindungi kesehatan mereka.