Healthcare

Bahaya Kekurangan Garam bagi Tubuh

Global Health Wire – Kekurangan garam dapat menimbulkan dampak serius dan berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama pada fungsi organ vital. Garam atau natrium klorida adalah elemen penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Meskipun sering dikaitkan dengan risiko hipertensi jika dikonsumsi berlebihan, tubuh tetap memerlukan garam untuk menjaga keseimbangan elektrolit dan fungsi organ yang optimal. Kekurangan garam, yang dikenal dengan istilah hiponatremia, dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh dan mempengaruhi kualitas hidup.

Apa Itu Kekurangan Garam?

Hiponatremia terjadi ketika kadar natrium dalam darah turun di bawah level normal. Natrium adalah elektrolit yang penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan fungsi saraf. Kekurangan garam dapat terjadi jika seseorang tidak cukup mengonsumsi garam dalam makanan atau tubuh kehilangan terlalu banyak garam melalui keringat, urine, atau diare tanpa menggantinya.

“Baca Juga : Kopi Tanpa Gula, Menurunkan Risiko Penyakit Alzheimer”

Gejala Kekurangan Garam

Gejalanya bisa bervariasi dari yang ringan hingga yang sangat serius. Pada tahap awal, seseorang mungkin merasakan gejala seperti pusing, kelelahan, mual, dan muntah. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, hiponatremia dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, seperti kejang, kebingungan, penurunan kesadaran, bahkan koma. Kondisi ini dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak segera diobati.

Dampak pada Fungsi Tubuh

1. Keseimbangan Cairan Terganggu

Garam berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Kekurangan garam menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk mempertahankan kadar cairan yang cukup, yang dapat mengarah pada dehidrasi. Dehidrasi berat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, kelelahan, dan bahkan syok.

2. Gangguan Fungsi Otak

Natrium sangat penting bagi komunikasi antar sel saraf. Kekurangan natrium dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan fungsi otak, yang ditandai dengan kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan kejang. Dalam kasus yang parah, hiponatremia dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

3. Kelelahan dan Lemah Otot

Garam juga berperan dalam kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Tanpa cukup natrium, otot tidak dapat berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan kelemahan otot, kram, atau kelelahan yang berlebihan. Pada beberapa kasus, hiponatremia dapat menyebabkan otot menjadi kaku dan sulit digerakkan.

4. Masalah pada Jantung dan Pembuluh Darah

Kekurangan garam dapat mengganggu fungsi jantung dan pembuluh darah. Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur dan tekanan darah rendah, yang berisiko mengarah pada pingsan atau bahkan syok. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Faktor Penyebab

  • Diet rendah garam: Beberapa orang yang mengikuti diet rendah garam atau terlalu ketat dalam menghindari garam berisiko mengalami kekurangan natrium.
  • Penyakit tertentu: Kondisi medis seperti diabetes, gagal ginjal, atau gangguan adrenal dapat memengaruhi keseimbangan natrium dalam tubuh.
  • Keringat berlebihan: Aktivitas fisik berat atau cuaca panas dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak garam melalui keringat, meningkatkan risiko hiponatremia jika tidak diganti dengan konsumsi garam yang cukup.

Menghindari Kekurangan Garam: Kunci untuk Kesehatan Tubuh

Untuk menghindari kekurangan garam, penting untuk menjaga keseimbangan antara konsumsi garam yang cukup dan tidak berlebihan. American Heart Association menyarankan agar konsumsi garam tidak melebihi 2.300 mg per hari untuk orang dewasa, dengan angka ideal sekitar 1.500 mg per hari, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung.

Namun, penting untuk memahami bahwa tidak semua orang membutuhkan jumlah garam yang sama. Mereka yang sering beraktivitas fisik atau hidup di daerah dengan suhu tinggi mungkin memerlukan lebih banyak garam untuk menggantikan yang hilang melalui keringat. Selalu perhatikan gejala tubuh Anda dan konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa ada ketidakseimbangan elektrolit.

“Simak Juga: Ditmawalumni USU Gelar Acara Coaching Clinic Tracer Study”