Healthcare

Bahaya Menyimpan Obat di Kamar Mandi, Kata PAFI

Global Healthwire – Menyimpan obat di kamar mandi adalah kebiasaan yang umum dilakukan banyak orang. Namun, tahukah Anda bahwa hal ini sebenarnya dapat membahayakan kesehatan? Ketua Umum Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Induk Pusat, Mozes Wambrauw Simbiak S. Farm, mengimbau masyarakat untuk menghentikan praktik ini. Lingkungan kamar mandi yang lembap dan suhu yang tidak stabil dapat memengaruhi kualitas obat, sehingga mengurangi efektivitasnya dan membahayakan pengguna.

Mengapa Kamar Mandi Bukan Tempat Ideal untuk Menyimpan Obat?

Mozes menjelaskan bahwa kamar mandi bukan tempat yang ideal untuk menyimpan obat karena faktor kelembapan tinggi dan fluktuasi suhu. “Kelembapan tinggi dan perubahan suhu yang drastis dapat menyebabkan degradasi bahan aktif dalam obat, sehingga efektivitasnya menurun,” ungkapnya, seperti dilansir dari situs resmi PAFI.

Sebagian besar obat dirancang untuk disimpan dalam kondisi suhu ruangan, yaitu antara 20 hingga 25 derajat Celsius, dengan tingkat kelembapan yang rendah. Sebaliknya, suhu di kamar mandi seringkali naik turun dan memiliki tingkat kelembapan tinggi akibat uap air dari pancuran atau bak mandi.

“Baca juga: Manfaat Daun Pepaya, Solusi Alami untuk Berat Badan Ideal”

Risiko Degradasi dan Kontaminasi pada Obat

Selain menyebabkan penurunan efektivitas, kondisi lembap di kamar mandi juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi obat. Mozes memaparkan bahwa tablet yang terpapar kelembapan bisa melunak, bahkan berjamur. Hal ini sangat berbahaya jika obat tersebut tetap dikonsumsi oleh pengguna.

“Tablet yang melunak atau kapsul yang berubah bentuk adalah tanda bahwa obat sudah terpapar kelembapan. Risiko ini tidak hanya merusak bahan aktif dalam obat, tetapi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan baru,” jelas Mozes.

Kontaminasi pada obat dapat terjadi akibat berkembangnya mikroorganisme di lingkungan lembap. Misalnya, tablet atau bubuk obat dapat menjadi media tumbuhnya jamur atau bakteri.

Kondisi Penyimpanan yang Disarankan

Untuk menjaga kualitas dan efektivitas obat, Mozes menyarankan masyarakat agar menyimpan obat di tempat yang kering, sejuk, dan jauh dari paparan sinar matahari langsung. Pilihan tempat penyimpanan yang lebih baik, menurut Mozes, adalah lemari khusus di ruang tamu atau kamar tidur.

“Tempatkan obat di area yang memiliki sirkulasi udara baik dan suhu stabil. Hal ini akan membantu menjaga bahan aktif dalam obat tetap dalam kondisi optimal,” katanya.

Selain itu, Mozes juga mengingatkan pentingnya menyimpan obat di tempat yang sulit dijangkau oleh anak-anak. Hal ini untuk menghindari risiko anak-anak secara tidak sengaja mengonsumsi obat yang tidak sesuai atau dalam dosis berlebihan.

“Simak juga: Berapa Kadar Gula Rambutan? Simak Penjelasannya”

Bahaya Kelembapan bagi Berbagai Jenis Obat

Berbagai jenis obat memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap kelembapan. Tablet dan kapsul, misalnya, lebih rentan terhadap perubahan tekstur saat terpapar lingkungan lembap. Sirup obat juga bisa terkontaminasi mikroorganisme jika tidak disimpan dengan benar.

Beberapa obat dalam bentuk bubuk bahkan dapat menggumpal atau kehilangan stabilitas kimianya jika diletakkan di tempat yang lembap. Hal ini menunjukkan bahwa memilih tempat penyimpanan yang sesuai adalah langkah penting dalam menjaga kualitas obat.

Mozes menambahkan bahwa memperhatikan instruksi penyimpanan yang tertera pada kemasan obat adalah hal yang sangat penting. Instruksi ini biasanya mencantumkan suhu ideal, perlindungan dari cahaya, serta aturan khusus lain untuk menjamin obat tetap aman digunakan.

Kesalahan Penyimpanan Obat yang Perlu Dihindari

Selain menyimpan obat di kamar mandi, kesalahan lain yang sering terjadi adalah meletakkan obat di dekat alat pemanas, jendela dengan sinar matahari langsung, atau lemari pendingin tanpa kebutuhan khusus. Mozes menegaskan bahwa kesalahan ini dapat memengaruhi stabilitas obat secara signifikan.

“Obat yang terpapar suhu tinggi atau rendah di luar batas toleransi bisa kehilangan khasiatnya sebelum tanggal kedaluwarsa,” jelas Mozes.

Dengan memahami risiko-risiko tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyimpan obat, tidak hanya untuk menjaga efektivitasnya tetapi juga untuk melindungi kesehatan pengguna.