Healthcare

Kucing dan Flu Burung: Temuan Studi Baru yang Harus Diketahui Pemilik Hewan Peliharaan

Global Healthwire – Kucing dan flu burung mungkin terdengar seperti dua hal yang tidak berkaitan, namun sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa kucing peliharaan berpotensi menjadi pembawa virus flu burung H5N1. Virus yang mematikan ini sebelumnya lebih sering dikaitkan dengan burung, tetapi penemuan terbaru memperlihatkan risiko nyata bagi manusia.

Penemuan Mengejutkan dari South Dakota

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal akademis Taylor and Francis menemukan bahwa kucing peliharaan dapat menjadi jembatan penyebaran virus flu burung H5N1 ke manusia. Studi ini dilakukan setelah 10 ekor kucing mati di sebuah rumah di South Dakota, Amerika Serikat, pada April 2024.

Para peneliti mencatat bahwa kucing-kucing tersebut menunjukkan gejala gangguan pernapasan dan neurologis. Setelah analisis laboratorium, virus yang ditemukan pada kucing sangat mirip dengan jenis flu burung yang menginfeksi sapi di peternakan sekitar 80 kilometer dari lokasi rumah tersebut. Diduga kuat kucing-kucing itu tertular setelah memakan burung liar yang terinfeksi.

“Baca juga: Perjalanan Terakhir Isak Andic: Pendiri Mango Meninggal Dunia di Gua Spanyol”

Kemampuan Kucing Membawa Virus

Kucing memiliki dua jenis reseptor yang memungkinkan mereka terinfeksi virus flu burung dan flu musiman sekaligus. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa virus dapat bermutasi saat berada dalam tubuh kucing. Jika mutasi ini terjadi, kemungkinan kucing dapat menularkan virus tersebut kepada manusia melalui jalur pernapasan dan pencernaan.

Peneliti menyoroti bahwa infeksi sistemik yang berkembang dalam tubuh kucing dapat menciptakan berbagai jalur paparan ke manusia. Kemampuan virus untuk beradaptasi pada inang mamalia meningkatkan potensi terjadinya pandemi baru dengan dampak kesehatan masyarakat yang luas.

“Simak juga: Plastik Daur Ulang Bisa Berbahaya? Ini Penjelasan Berdasarkan Studi Terkini”

Krisis Flu Burung di California

Ancaman flu burung tidak hanya terbatas pada South Dakota. Pada Desember 2024, Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat flu burung setelah meningkatnya infeksi pada sapi perah di negara bagian tersebut. Virus yang sebelumnya hanya menyerang burung mulai menyebar ke ternak dan bahkan menular ke manusia di beberapa wilayah.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hingga saat ini tercatat 61 kasus infeksi flu burung pada manusia di 16 negara bagian AS, dengan 34 kasus di antaranya terjadi di California. Kondisi ini memaksa otoritas setempat untuk meningkatkan tindakan keamanan hayati di peternakan dan rumah sakit satwa liar.

Langkah Pencegahan yang Diperlukan

Para ilmuwan menyerukan pentingnya pengawasan ketat terhadap penyebaran virus flu burung, terutama yang melibatkan hewan peliharaan seperti kucing. Langkah-langkah preventif seperti membatasi interaksi antara hewan peliharaan dan burung liar serta meningkatkan kesadaran pemilik hewan perlu segera diterapkan.

Studi terkini dari Scripps Research Institute juga memperingatkan bahwa virus flu burung dapat beradaptasi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini menambah urgensi untuk memantau pergerakan virus dan meminimalkan risiko potensi pandemi di masa depan.

Selain itu, peneliti juga merekomendasikan agar pemilik kucing menjaga kebersihan lingkungan rumah dan memberikan vaksinasi yang sesuai untuk hewan peliharaan mereka. Menghindari kontak langsung antara kucing dan burung liar menjadi salah satu langkah pencegahan yang paling efektif.

Sementara itu, pemerintah di berbagai negara diimbau untuk memperketat pengawasan di kawasan peternakan dan area yang rawan menjadi lokasi penyebaran virus. Kampanye kesadaran masyarakat mengenai risiko flu burung juga perlu digalakkan demi mencegah penyebaran virus yang lebih luas.

Dengan ancaman yang semakin nyata, pengawasan dan tindakan pencegahan menjadi langkah penting untuk melindungi manusia dan hewan dari potensi pandemi baru yang mematikan.