Global Healthwire – Penderita gagal jantung stadium akhir menghadapi tantangan yang sangat berat, di mana gejala penyakit dapat muncul bahkan saat mereka sedang beristirahat. Pada stadium ini, kondisi penderita semakin memburuk, dan risiko kematian pun menjadi semakin tinggi. Harapan hidup rata-rata pada penderita gagal jantung stadium akhir adalah sekitar 6 hingga 12 bulan, seperti yang dikutip dari Healthline. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut mengenai tanda-tanda kematian pada penderita gagal jantung stadium akhir yang perlu diwaspadai.
Tanda-tanda kematian yang umum pada penderita gagal jantung stadium akhir sering kali sulit dibedakan dari gejala-gejala penyakit yang sudah berlangsung lama. Namun, ada beberapa tanda yang menjadi indikasi bahwa tubuh mulai tidak merespons pengobatan atau perawatan yang diberikan. Mengutip dari WebMD, berikut adalah beberapa tanda yang dapat mengarah pada kematian pada penderita gagal jantung stadium akhir:
“Baca juga: Kenapa Australia Menganjurkan Warganya Menghindari Bali? Temukan Alasannya”
Penderita gagal jantung stadium akhir cenderung mengalami sesak napas yang lebih parah. Mereka bisa merasakan kesulitan bernapas meskipun sedang duduk diam, atau bahkan berbaring. Sesak napas ini disebabkan oleh akumulasi cairan di paru-paru akibat kegagalan jantung dalam memompa darah dengan efisien. Pada tahap ini, sesak napas sering kali menjadi salah satu tanda yang mengkhawatirkan, menunjukkan bahwa tubuh sudah mulai mengalami kegagalan organ.
Tidur yang nyenyak menjadi hal yang sangat sulit bagi penderita gagal jantung stadium akhir. Mereka sering kali terbangun di malam hari atau merasa tidak bisa tidur sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kesulitan bernapas yang semakin parah saat berbaring. Gangguan tidur ini merupakan salah satu tanda bahwa kondisi jantung sudah mencapai titik kritis.
“Simak juga: Hilirisasi Ekonomi Biru: Solusi Baru untuk Pemberdayaan Masyarakat”
Batuk kering yang kambuh, terutama saat berbaring, adalah gejala lain yang sering muncul pada penderita gagal jantung stadium akhir. Dalam beberapa kasus, batuk ini bisa semakin parah dan disertai dengan dahak yang mengandung darah. Batuk yang disertai darah ini merupakan indikasi bahwa cairan yang menumpuk di paru-paru sudah semakin parah, dan kondisi jantung semakin memburuk.
Kelelahan yang berlebihan adalah salah satu tanda paling umum pada pengidap penyakit ini terutama pada stadium akhir. Bahkan aktivitas ringan yang sebelumnya tidak membuat seseorang merasa lelah, seperti berjalan atau berbicara, kini bisa membuat penderita merasa sangat kelelahan. Kelelahan yang terus-menerus ini terjadi karena jantung yang tidak dapat memompa darah secara efektif, sehingga tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi.
Pada penderita gagal jantung stadium akhir, cairan cenderung menumpuk di berbagai bagian tubuh karena jantung yang sudah tidak mampu lagi mengalirkan darah secara efisien. Salah satu dampak dari hal ini adalah pembengkakan, yang sering kali terjadi pada kaki, perut, atau bagian tubuh lainnya. Pembengkakan ini disertai dengan kenaikan berat badan akibat cairan yang menumpuk.
Pengidap penyakit ini biasanya di stadium akhir sering mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan. Bahkan, mereka bisa kehilangan rasa lapar sepenuhnya dan hanya makan sedikit. Penurunan asupan makanan ini disebabkan oleh perubahan metabolisme tubuh dan penurunan fungsi organ yang semakin buruk.
Salah satu cara tubuh mengeluarkan cairan yang berlebih adalah dengan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Penderita gagal jantung stadium akhir sering kali mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil, termasuk buang air kecil di malam hari. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengatasi penumpukan cairan yang berlebih akibat kegagalan jantung.
Palpitasi jantung, di mana detak jantung menjadi cepat atau tidak teratur, adalah gejala lain yang sering muncul pada penderita gagal jantung stadium akhir. Jantung berusaha untuk memompa darah lebih banyak dan lebih cepat agar bisa mencukupi kebutuhan tubuh, namun hal ini tidak selalu berhasil. Detak jantung yang cepat atau tidak teratur bisa semakin parah menjelang kematian.
Penderita gagal jantung stadium akhir sering kali merasa cemas dan khawatir tentang kondisi kesehatannya. Kecemasan ini sering kali disertai dengan gejala fisik, seperti berkeringat, sesak napas, dan kelelahan. Kondisi psikologis ini bisa memperburuk kualitas hidup penderita, karena stres dan kecemasan menambah beban tubuh yang sudah sangat lemah.
Meski pada stadium akhir penyakit gagal jantung sangat sulit diobati, namun penting untuk terus memantau setiap perubahan gejala yang dialami. Beberapa pengidap penyakit ini pada stadium akhir masih dapat menerima bantuan medis berupa alat bantu ventrikel atau bahkan transplantasi jantung, yang bisa memperpanjang hidup mereka. Oleh karena itu, setiap perubahan dalam kondisi fisik atau gejala baru yang muncul perlu segera dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penderita gagal jantung stadium akhir membutuhkan perawatan yang intensif, dan dukungan keluarga sangat penting untuk menjaga kualitas hidup mereka. Mengingat gejala-gejala yang sangat mempengaruhi keseharian, kesadaran dan pemahaman tentang tanda-tanda kematian ini menjadi sangat penting bagi keluarga dan orang terdekat penderita.