Global Healthwire – Dokter bedah tertular kanker dari pasien—sebuah kejadian yang sangat langka dan mengguncang dunia medis. Kasus unik ini terjadi di Jerman, di mana seorang dokter bedah mengalami pembengkakan tumor di tangannya setelah melakukan prosedur pengangkatan tumor ganas pada seorang pasien. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Simak kronologi lengkapnya yang penuh dengan kejutan dan penemuan mengejutkan dalam dunia kedokteran.
Segalanya bermula ketika seorang dokter bedah yang tidak disebutkan namanya mulai merasakan adanya pembengkakan pada tangan kirinya. Pembengkakan ini muncul tepat di dekat pangkal jari tengah, dan benjolan tersebut bertahan selama lima bulan setelah sang dokter menjalani prosedur pembedahan untuk mengangkat tumor ganas dari perut seorang pasien. Ukuran benjolan yang muncul di tangannya adalah sekitar 1,2 inci atau setara dengan 3 cm—ukuran yang cukup besar untuk dibiarkan begitu saja tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
Awalnya, dokter tersebut tidak mengaitkan benjolan itu dengan operasi yang baru saja dilakukannya. Namun, ketika benjolan tersebut semakin membesar dan tak kunjung sembuh, sang dokter akhirnya memutuskan untuk memeriksakan kondisinya lebih jauh. Hasil pemeriksaan yang dilakukan mengungkapkan bahwa benjolan itu ternyata merupakan sebuah tumor jenis histiositoma fibrosa yang bersifat kanker. Sejenis tumor yang mengandung sel-sel imun yang seharusnya tidak ada di jaringan tubuh dan justru berkembang menjadi tumor.
“Baca juga: Cuka Apel: Rahasia Wajah Glowing atau Bahaya Tersembunyi?”
Apa yang benar-benar mengejutkan dalam kasus ini adalah hasil analisis lebih lanjut. Dimana ternyata tumor yang tumbuh di tangan dokter bedah tersebut ternyata memiliki jenis yang sama persis dengan tumor yang baru saja ia angkat dari tubuh pasiennya. Temuan ini sangat membingungkan, karena secara medis, kanker tidak bisa menular begitu saja antar individu. Namun, melalui penelitian lebih mendalam, ditemukan sebuah penjelasan yang tak terduga. Sel-sel kanker dari tumor pasien tersebut mungkin tanpa sengaja telah “mentransplantasi” dirinya ke tangan sang dokter.
Pada tahun 1996, laporan kasus ini diterbitkan dan melibatkan pemeriksaan yang dilakukan oleh para ahli patologi. Mereka memeriksa sampel dari kedua tumor—satu dari tangan dokter dan satu dari perut pasien. Hasilnya sangat mengejutkan: DNA dari kedua tumor tersebut ternyata identik. Hal ini mengindikasikan bahwa ada kemungkinan besar bahwa sel-sel kanker dari tumor pasien itu telah berpindah ke tubuh dokter bedah tersebut selama proses pembedahan.
Penyebab utama dari kejadian langka ini ternyata terletak pada luka kecil yang tidak sengaja terjadi di telapak tangan dokter saat ia menjalani operasi. Goresan tersebut, meskipun sangat kecil dan langsung dibersihkan serta diperban setelah kejadian. Naasnya rupanya hal tersebut memberikan kesempatan bagi sel-sel kanker untuk masuk ke dalam tubuh dokter. Tidak ada yang menyangka bahwa luka kecil tersebut dapat menjadi pintu bagi penyebaran sel kanker. Namun inilah yang terjadi dalam kasus ini.
Tumor yang muncul beberapa bulan setelahnya di tangan dokter tersebut ternyata memiliki karakteristik yang sama persis dengan tumor yang ada pada pasiennya. Hal ini mengarah pada kesimpulan bahwa sel kanker tersebut memang tertular melalui luka kecil tersebut. Hal ini menjadi sebuah pengingat penting tentang risiko yang mungkin terjadi meskipun prosedur medis dilakukan dengan sangat hati-hati.
“Simak juga: Panduan Menurunkan Kolesterol tinggi dengan Gaya Hidup”
Setelah tumor ditemukan di tangannya, dokter tersebut segera menjalani prosedur pengangkatan tumor yang bersifat kanker tersebut. Beruntung, prosedur pengangkatan berjalan dengan baik, dan tumor berhasil diangkat sepenuhnya tanpa komplikasi berarti. Dua tahun setelah operasi, sang dokter dalam kondisi sehat tanpa menunjukkan tanda-tanda penyebaran atau kambuhnya kanker.
Dengan tindakan medis yang cepat dan tepat, dokter tersebut berhasil pulih sepenuhnya. Meskipun demikian, kejadian ini menjadi peringatan penting bagi dunia medis tentang pentingnya kehati-hatian dalam menangani kasus-kasus kanker, mengingat bahwa risiko tidak selalu bisa diprediksi, meskipun prosedur dilakukan sesuai dengan standar medis yang ketat.
Kasus ini merupakan salah satu contoh langka dari bagaimana kanker bisa berpindah melalui kontak tak sengaja dalam dunia medis. Meskipun kanker umumnya tidak dapat menular antar individu, fenomena yang terjadi pada dokter bedah ini membuka perspektif baru dalam hal kehati-hatian dan potensi risiko dalam prosedur medis, terutama ketika menangani kasus tumor ganas.
Meskipun jarang terjadi, kejadian dokter bedah tertular kanker dari pasien ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kehati-hatian di setiap tahap operasi, bahkan pada luka-luka kecil yang mungkin dianggap remeh. Sebagai bagian dari dunia medis, ini juga mengingatkan kita bahwa risiko terkadang datang dari arah yang tidak terduga.