Global Healthwire – Gejala ruam flu Singapura dan cacar air pada anak sering kali membuat orang tua bingung karena memiliki kemiripan yang signifikan. Meskipun sama-sama ditandai dengan munculnya ruam, kedua penyakit ini memiliki penyebab dan karakteristik yang berbeda. Penting untuk mengenali perbedaan ini agar dapat memberikan penanganan yang tepat.
Cacar air, atau varicella, adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai hand foot mouth disease (HFMD), disebabkan oleh virus dari keluarga enterovirus, terutama Coxsackievirus. Meskipun penyebabnya berbeda, keduanya dapat menimbulkan ruam yang sering kali sulit dibedakan.
“Baca juga: Cek 10 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Harus Anda Waspadai!”
Spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Irene Ratridewi, SpA(K), MKes, menjelaskan bahwa meskipun kedua penyakit ini memunculkan ruam, ada ciri khas yang membedakan.
“HFMD agak berbeda dari cacar air, sama-sama lentingan, tapi lentingannya lebih kecil dan lebih padat. Biasanya ada di palatum atau langit-langit mulut, di bagian dalam pipi, gusi, lidah, kemudian di telapak tangan dan telapak kaki,” kata Dr. Irene dalam konferensi pers, Selasa (12/11/2024).
“Walaupun lentingannya juga bisa timbul sampai dengan di paha atau di siku, sedikit bagian dari lengan atas,” tambahnya.
Distribusi ruam pada cacar air dan flu Singapura memiliki pola yang berbeda. Ruam pada cacar air dapat muncul di seluruh tubuh tanpa pola tertentu, termasuk wajah, dada, punggung, dan anggota tubuh lainnya.
Sebaliknya, ruam akibat flu Singapura memiliki distribusi yang lebih terbatas. Biasanya ruam muncul di sekitar tangan, kaki, dan mulut, yang menjadi ciri khas penyakit ini.
“Simak juga: Solusi Teknologi Hijau: Menyongsong Masa Depan yang Lebih Ramah Lingkungan”
Meskipun berbeda dalam penyebab, cara penularan kedua penyakit ini cukup mirip, yakni melalui droplet atau percikan air liur dari penderita yang batuk atau bersin. Dr. Irene menekankan bahwa tempat-tempat umum seperti playground sering menjadi lokasi penularan.
“Penularannya melalui droplet. Biasanya kalau ada pasien, saya tanya, ‘Habis dari mana?’ Jawabannya sering kali, ‘Habis dari playground,'” jelas Dr. Irene.
Masa inkubasi kedua penyakit juga memiliki perbedaan yang mencolok. Cacar air memiliki masa inkubasi sekitar 10-14 hari sebelum gejala muncul. Sementara flu Singapura memiliki masa inkubasi yang lebih pendek, sekitar 3-7 hari, membuat penyebarannya lebih cepat.
“HFMD sering disebut dengan flu Singapura ini penularannya lebih cepat masa inkubasinya. Dibandingkan dengan cacar air sekitar 10-14 hari, yang gondongan bisa 2-3 minggu, HFMD hanya sekitar harian sampai satu minggu,” tandas Dr. Irene.