Global Healthwire – Swab Hidung PCR untuk HMPV merupakan salah satu metode yang efektif untuk mendeteksi keberadaan virus dalam tubuh, khususnya pada saluran pernapasan. Hal ini dijelaskan oleh dr. Irandi Putra Pratomo, Ph.D., Sp.P(K), FAPSR, FISR, FISQua, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Dengan teknologi PCR yang mampu mendeteksi virus dengan tingkat akurasi tinggi, metode ini menjadi pilihan utama dalam diagnosa berbagai penyakit yang menyerang sistem pernapasan.
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari ringan hingga berat. Gejala umum yang sering dilaporkan meliputi demam, menggigil, batuk, dan sesak napas. Dalam kasus yang lebih serius, virus ini bahkan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah, seperti bronkitis atau pneumonia.
Menurut dr. Irandi, infeksi HMPV sering kali menyerupai gejala flu biasa, sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis. Gejala yang menetap atau memburuk dalam 3-6 hari pertama harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis untuk mencegah komplikasi.
“Baca juga: Gejala sakit maag yang Kerap Disangka Serangan Jantung, Apa Bedanya?”
Swab hidung PCR adalah metode pengambilan sampel dari rongga hidung yang kemudian diperiksa di laboratorium menggunakan teknologi Polymerase Chain Reaction (PCR). Teknik ini memungkinkan identifikasi materi genetik virus dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi.
“Metode swab hidung seperti PCR ini sudah menjadi standar untuk mendeteksi berbagai jenis virus yang menyerang saluran pernapasan, termasuk HMPV,” jelas dr. Irandi. Dengan menggunakan teknik multiplex PCR, pemeriksaan dapat mendeteksi beberapa virus sekaligus, seperti Covid-19, influenza, dan HMPV.
Dr. Irandi juga menambahkan bahwa deteksi dini melalui swab PCR sangat penting untuk mencegah penyebaran virus dan mempercepat penanganan gejala. Virus yang dideteksi pada tahap awal dapat diintervensi sebelum gejalanya memburuk, sehingga pasien dapat pulih lebih cepat.
Deteksi dini HMPV memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah komplikasi serius, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan komorbid. “Pada lansia dengan penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit paru-paru kronis, infeksi HMPV dapat menjadi lebih parah jika tidak segera ditangani,” ujar dr. Irandi.
Selain itu, anak-anak yang memiliki sistem imun belum sepenuhnya berkembang juga berisiko tinggi mengalami komplikasi. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan segera memeriksakan diri saat muncul gejala sangat dianjurkan.
“Simak juga: Masalah tidur Ini Berpotensi Jadi Tanda Awal Pikun”
Hingga saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi HMPV. Menurut dr. Irandi, pengobatan HMPV masih sebatas pada penanganan gejala, seperti peradangan, demam, dan sesak napas. Meski demikian, penelitian terkait pengembangan vaksin masih terus dilakukan, meskipun vaksinasi massal untuk HMPV belum menjadi prioritas.
Dalam kondisi seperti ini, pencegahan adalah kunci utama. Pola hidup sehat, konsumsi makanan bergizi, dan kebersihan diri menjadi langkah penting untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap serangan virus.
Dr. Irandi menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk meminimalkan risiko infeksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan meliputi:
Bagi individu dengan komorbid, menjaga stabilitas kondisi penyakit seperti diabetes sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi. Sementara itu, istirahat cukup dan mengonsumsi makanan sehat dapat membantu tubuh melawan virus lebih efektif.